CILEGON, SINARINFO — Warga Desa Sigedong dan sekitarnya masih merasakan dampak asap dan bau yang ditimbulkan oleh kebakaran di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung sejak Senin malam (16/9) hingga Sabtu pagi (21/9). Warga di tiga desa, yaitu Desa Sigedong, Batu Kuda, dan Balekambang, mengeluhkan kualitas udara yang memburuk akibat kebakaran tersebut.
Seorang perwakilan Karang Taruna Desa Sigedong menyatakan kekecewaannya terhadap Pemerintah Kota Cilegon yang dianggap lambat merespons situasi ini.
“Sejak awal kebakaran, pemerintah belum ada tindakan apa pun untuk masyarakat. Pagi setelah kebakaran, saya langsung berkomunikasi dengan bidan desa agar segera memeriksa kesehatan anak-anak di Sigedong,” ujarnya, Sabtu (21/9).
Ia menambahkan bahwa inisiatif pengecekan kesehatan dilakukan atas usaha sendiri. Bahkan, dirinya terpaksa mendatangi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon, namun tidak menemukan kepala dinas ataupun pejabat terkait di tempat.
“Saya diarahkan ke kantor UPT TPSA Bagendung dan bertemu langsung dengan kepala UPT. Kami hanya diberikan masker sebagai bentuk bantuan.”
Dampak kebakaran semakin dirasakan warga dengan kabut tebal yang muncul di pagi hari, membuat situasi di desa-desa yang berdekatan dengan TPSA Bagendung semakin buruk. “Bau asap sangat kuat di tiga desa, khususnya Desa Sigedong, Batu Kuda, dan Balekambang. Warga sangat terganggu,” lanjutnya.
Sebagai perwakilan masyarakat, ia berharap pemerintah dapat bertindak lebih cepat dan sigap dalam menangani kebakaran seperti ini di masa mendatang. “Harapan kami, pemerintah bisa lebih tanggap dan cepat menangani kebakaran di TPSA Bagendung. Lambatnya perhatian pemerintah terhadap masyarakat di Desa Sigedong sangat disayangkan,” tutupnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Pemerintah Kota Cilegon terkait keluhan warga tersebut. (AZH/ZD).