SERANG, SINARINFO — Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Virgojanti, memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Kebencanaan di Taman Wisata Mahoni Bangun Santosa, Kecamatan Curug, Kota Serang, Kamis (26/9). Rakor ini dihadiri oleh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menangani penanggulangan bencana di tingkat kabupaten/kota se-Provinsi Banten, instansi vertikal seperti BNPB, Polda Banten, BMKG, Basarnas, dan sejumlah pemangku kepentingan lainnya.
Virgojanti menjelaskan, Rakor Kebencanaan ini merupakan upaya koordinasi terpadu untuk menghadapi potensi bencana di wilayah Banten. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Bencana, tanggung jawab penanggulangan bencana adalah tugas bersama antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang harus dilakukan secara menyeluruh dan terkoordinasi.
“Penanggulangan bencana tidak bisa dilakukan secara parsial atau ego sektoral. Harus ada kerja sama lintas sektor dan gotong-royong,” ujar Virgojanti, yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten.
Salah satu poin utama dalam rakor tersebut adalah pengelolaan sarana dan prasarana. Virgojanti menekankan pentingnya sinergi antar daerah dalam memaksimalkan sumber daya yang ada, terutama saat bencana terjadi. “Daerah yang kekurangan sarana dan prasarana harus dibantu oleh daerah lain yang lebih siap,” katanya.
Ia juga menyoroti karakteristik bencana yang berbeda-beda di setiap wilayah di Provinsi Banten. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan dan koordinasi yang matang antar daerah dalam menghadapi potensi bencana. Virgojanti mengingatkan pentingnya mitigasi bencana dan pemetaan wilayah rawan bencana sebagai langkah antisipasi, mengingat bencana bisa datang kapan saja.
Selain koordinasi, Rakor Kebencanaan ini juga membahas penyebaran informasi bencana kepada masyarakat. Virgojanti menegaskan bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk memberikan informasi yang jelas terkait potensi bencana di setiap wilayah agar masyarakat dapat bersiap menghadapi kemungkinan tersebut.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten, Nana Suryana, mengatakan bahwa Rakor Kebencanaan ini rutin dilaksanakan setiap triwulan sebagai ajang evaluasi dan persiapan penanganan bencana di Provinsi Banten. Pada kesempatan ini, Rakor juga memfokuskan pembahasan pada potensi bencana yang mungkin terjadi akibat perubahan iklim dari musim kemarau ke musim hujan, seperti banjir, banjir bandang, longsor, dan angin puting beliung.
“Target utama kami adalah mengurangi korban saat tanggap darurat dan melanjutkan dengan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi,” tutup Nana. (AZH/ZD).