SINARINFO — Skandal Cash Back yang mengguncang Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) tak hanya berimbas pada pucuk pimpinan pusat, tetapi juga menimbulkan dampak besar hingga ke daerah, termasuk Banten. Dari kasus ini, muncul gerombolan baru yang mengklaim sebagai penerima mandat dari Hendri CH Bangun, mantan petinggi PWI yang kini terseret kasus dugaan korupsi.
Teguh Akbar Idham, Wakil Ketua Bidang Organisasi PWI Banten, dengan tegas mengecam fenomena ini, menyebutnya sebagai gerakan pecundang yang memanfaatkan kekacauan untuk mencapai ambisi pribadi. “Gerombolan ini terbentuk dari mereka yang merasa kecewa, baik karena gagal dalam pemilihan ketua maupun karena bisnis medianya mulai runtuh. Mereka menggunakan PWI sebagai alat untuk mempertahankan periuk nasi mereka,” ungkap Akbar, Sabtu (28/9).
Fenomena ini memperlihatkan wajah kelam organisasi yang seharusnya menjaga kode etik dan integritas pers. Alih-alih berdiri tegak di atas nilai-nilai jurnalisme, kelompok ini justru dianggap mempolitisasi posisi mereka untuk mencari perlindungan di balik nama besar PWI.
Siapa di Balik Gerombolan Ini? Akbar membeberkan lebih lanjut, kelompok ini terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari calon ketua PWI yang kalah dalam kontestasi, hingga direktur media cetak yang sudah diambang kebangkrutan. Bahkan, para senior yang dulunya dianggap panutan kini justru berbalik merongrong organisasi dengan dalih ‘menyelamatkan’ PWI.
“Mereka yang kalah dalam konferensi PWI, atau pimpinan media yang karyawannya sudah di-PHK, mencoba mempertahankan kekuasaan dengan menggaet Dewan untuk memutar dana aspirasi. Semua ini dilakukan hanya demi kepentingan pribadi,” tegas Akbar.
Moral dan Etika Wartawan Dipertaruhkan Bagi Akbar, hal ini lebih dari sekedar soal Cash Back. Ini adalah ujian bagi moral dan etika wartawan yang bekerja untuk publik, dan yang profesinya harus dijunjung tinggi. “Wartawan adalah pilar keempat demokrasi. Perilaku mereka harus tanpa cela dan menjadi contoh bagi masyarakat. Namun, gerombolan ini justru merusak citra PWI dengan tindakan yang jauh dari nilai-nilai integritas,” katanya.
Akbar pun memperingatkan publik agar tidak terjebak dalam narasi kelompok ini. “Jika mereka mengaku sebagai Plt PWI Banten, itu hanyalah klaim kosong. Kartu keanggotaan mereka pun sudah tidak berlaku. Masyarakat sudah cerdas untuk menilai, mana yang benar-benar peduli dengan profesi, dan mana yang hanya mengincar jabatan,” tutupnya.