CILEGON, SINARINFO — Kasus cacar air yang merebak di SDN Blok I, Kelurahan Ciwedus, Kota Cilegon, kembali mengingatkan pentingnya tanggung jawab bersama dalam menjaga kesehatan lingkungan sekolah. Sebanyak 21 siswa, yang terdiri dari 18 siswa kelas 1B dan 3 siswa kelas 3A, terjangkit cacar air dalam waktu singkat, memicu respons cepat dari Puskesmas Cilegon dengan melakukan penyuluhan dan penyemprotan disinfektan.
Kepala Puskesmas Cilegon, Dr. Sefi Saiful Holiq, menegaskan pentingnya kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan pemerintah dalam mencegah penyebaran penyakit. “Ini bukan hanya tanggung jawab tenaga kesehatan. Sekolah, guru, hingga orang tua juga harus terlibat aktif menjaga kebersihan dan kesehatan anak-anak. Penyuluhan ini tidak akan efektif tanpa kesadaran bersama,” ujar Dr. Sefi, Rabu (3/10).
Menurutnya, wabah di SDN Blok I bisa menjadi peringatan bagi sekolah lain untuk lebih proaktif dalam pencegahan penyakit menular. “Kami mengimbau seluruh sekolah di Cilegon untuk menerapkan protokol kesehatan yang lebih ketat. Penyakit menular seperti cacar air dapat dicegah jika lingkungan sekolah dijaga kebersihannya dan siswa diajarkan untuk selalu cuci tangan serta mengenakan masker saat ada gejala,” katanya.
Sementara itu, Kepala SDN Blok I, Buang Safrudin, menyatakan pihaknya berkomitmen untuk memperketat pengawasan kesehatan di lingkungan sekolah. “Kami akan menambah edukasi mengenai kebersihan dan kesehatan kepada siswa secara berkala, serta mengajak orang tua untuk lebih peduli. Kami berharap wabah ini segera terkendali,” ujar Buang.
Di sisi lain, banyak orang tua siswa mengaku khawatir dengan perkembangan kasus ini. Salah satu orang tua siswa, Nani (36), menyampaikan kekhawatirannya tentang anak-anak yang rentan tertular. “Saya takut anak saya juga terkena cacar air, jadi sekarang saya pastikan dia cuci tangan setiap pulang sekolah dan kami perketat kebersihan di rumah,” katanya.
Langkah kolaboratif ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi sekolah lain di Kota Cilegon, tidak hanya dalam menangani wabah yang sedang berlangsung, tetapi juga sebagai antisipasi terhadap potensi wabah penyakit menular di masa depan.