SERANG, SINARINFO – Tokoh perlawanan bawah tanah, Herman Yosep Fernandez, diusulkan untuk dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Dalam diskusi terbatas yang digelar di Hotel Aston Serang pada Senin (21/10), sejumlah narasumber dari kalangan pers dan peneliti sejarah mengupas perjalanan hidup Fernandez, mulai dari aktivitasnya di pertambangan Bayah, Banten, hingga perjuangannya yang berakhir di Yogyakarta.
Diskusi yang bertajuk “Herman Fernandez: Dari Perlawanan Bawah Tanah di Bayah hingga Gugur di Yogyakarta” ini diselenggarakan oleh Pokja Konstituen Dewan Pers Banten, yang terdiri dari PWI, SMSI, dan SPS. Acara dibuka oleh Ketua SMSI Banten, Lesman Bangun, dan Ketua PWI Banten, Rian Nopandra, yang keduanya menekankan pentingnya menelusuri lebih dalam peran Fernandez dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Peneliti sejarah dan penulis biografi Fernandez, Thomas B Ataladjar, dalam paparannya menjelaskan bahwa perjalanan perjuangan Fernandez bermula saat ia bekerja di tambang batu bara Bayah. Di sana, Fernandez bertemu dengan tokoh besar pergerakan, Tan Malaka. “Di Bayah, Fernandez mengorganisir perlawanan dan mengumpulkan dana untuk membantu pendidikan teman-temannya di Yogyakarta,” ungkap Thomas.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskomsantik) Banten, Nana Suryana, yang mewakili Pj Gubernur Banten, menyampaikan bahwa media memiliki peran penting dalam menyampaikan fakta sejarah secara benar dan akurat.
“Pers harus meluruskan sejarah dan memberikan informasi yang seimbang kepada masyarakat,” ujarnya.
Ketua Forum Masyarakat Indonesia Emas, Yohanes Handoyo Budi Sejati, yang turut menjadi pembicara, menekankan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.
“Kita harus menghargai mereka yang telah berjuang untuk perubahan. Masyarakat harus mendesak pemerintah untuk memberikan penghargaan Pahlawan Nasional kepada Herman Fernandez,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat, Firdaus, memuji toleransi yang tinggi di Banten, meski daerah ini dikenal dengan nilai-nilai Islam yang kuat.
“Keberadaan Herman Fernandez, seorang misionaris yang diterima di Banten, menunjukkan betapa tolerannya masyarakat Banten. Ini adalah contoh luar biasa kerukunan beragama di daerah ini,” ujarnya.
Ketua Umum PWI Pusat, Zulmansah Sekedang, menambahkan bahwa pers harus memainkan peran penting dalam mengedukasi masyarakat tentang sejarah nasional.
“Mari kita terus menyuarakan perjuangan Herman Fernandez agar ia dapat diakui sebagai Pahlawan Nasional,” pungkas Zulmansah.
Seperti diketahui, Herman Yosep Fernandez merupakan tokoh perlawanan yang berjuang dari bawah tanah di Bayah hingga gugur dalam pertempuran di Yogyakarta.
Ia dikenal karena kontribusinya dalam mengorganisir perlawanan dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Usulan untuk menjadikan Herman Fernandez sebagai Pahlawan Nasional kini tengah didorong oleh berbagai elemen masyarakat di Banten.