SERANG, SINARINFO — Sebanyak 90 ibu-ibu di Kabupaten Serang mendapatkan pelatihan tata boga yang digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPKD) Kabupaten Serang. Program ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui keterampilan yang bisa dimanfaatkan secara ekonomi.
Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca DPKD Kabupaten Serang, Andi Suriati, mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS). Program TPBIS berfokus pada pemanfaatan perpustakaan bukan sekadar untuk membaca, namun juga sebagai wadah yang memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.
“Jadi, konsepnya adalah bagaimana memanfaatkan perpustakaan dari hasil membaca yang dapat dipraktikkan untuk meningkatkan kesejahteraan,” ujar Andi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/11).
Andi menjelaskan, DPKD saat ini berupaya agar perpustakaan tidak hanya menjadi tempat membaca atau menyimpan buku. “Kami ingin perpustakaan bisa memberikan manfaat lebih bagi masyarakat, salah satunya melalui pelatihan-pelatihan seperti tata boga ini,” tambahnya.
Program ini diharapkan mampu memberikan keterampilan bagi ibu-ibu yang mengikuti pelatihan. Salah satu contoh yang diajarkan adalah pembuatan yogurt, yang kemudian bisa dikembangkan menjadi berbagai produk lain seperti salad atau es jelly.
“Walaupun terkesan sederhana, jika keterampilan ini ditekuni, dapat menjadi sumber penghasilan yang bermanfaat bagi mereka,” jelas Andi.
Pelatihan ini dilaksanakan di tiga desa, yaitu Desa Singarajan di Kecamatan Pontang pada 22 Oktober, serta Desa Panenjoan di Kecamatan Carenang dan Desa Pelawad di Kecamatan Ciruas pada 29 Oktober. Setiap desa mengirimkan 30 peserta, khususnya ibu-ibu rumah tangga, untuk mengikuti pelatihan tersebut. Sebelumnya, pada tahun lalu pelatihan yang diadakan di Kecamatan Cikande berfokus pada pembuatan abon.
Andi memastikan bahwa Program TPBIS akan terus dilaksanakan setiap tahun. Selain pelatihan, DPKD juga akan melakukan monitoring untuk memastikan bahwa peserta yang telah mendapatkan pelatihan bisa memanfaatkannya dalam usaha kecil. “Tujuan utamanya adalah memberikan keahlian kepada para ibu-ibu agar dapat diaplikasikan dalam usaha rumah tangga,” pungkasnya. (Har/Mar).