SERANG, SINARINFO – Pemuda Tani Indonesia Provinsi Banten sukses menggelar Sekolah Tani Muda bertema “Pemuda Tani Indonesia Banten Swasembada Pangan Nasional” pada 13–14 Desember 2024 di Gedung Graha Mahesa. Program ini menjadi wadah edukasi strategis untuk membekali generasi muda dengan pemahaman mendalam tentang pentingnya sektor pangan dalam menciptakan ketahanan pangan nasional.
Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) Pemuda Tani Indonesia DPP Pusat, Bahtiar Sebayang, menekankan peran vital kolaborasi dan inovasi pemuda dalam mendukung agenda besar swasembada pangan.
“Melalui Sekolah Tani, kami ingin membekali generasi muda agar langkah organisasi ini selaras dengan program pemerintah, terutama Presiden Prabowo, yang sangat fokus pada swasembada pangan. Kami ingin Pemuda Tani menjadi mitra strategis pemerintah sekaligus pendukung petani, peternak, dan nelayan,” ujarnya, Jumat (13/12).
Menurut Bahtiar, sektor pangan menyimpan potensi besar yang bisa dimanfaatkan generasi muda, mulai dari produksi hingga pemasaran. Dengan teknologi modern, bertani tak lagi identik dengan aktivitas fisik berat.
“Kami ingin mengubah paradigma bahwa bertani harus berlumpur dan panas-panasan. Teknologi memungkinkan anak muda berperan di berbagai lini, seperti budidaya, pengolahan, hingga pemasaran hasil tani. Ini peluang besar yang tak boleh terlewatkan,” tegasnya.
Bahtiar juga mendorong optimalisasi lahan tidur melalui program Kementerian Pertanian, agar kebutuhan pangan nasional terpenuhi, terutama di tengah gejolak geopolitik global.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber seperti Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus Tauhid, yang berbagi wawasan tentang rantai pertanian hingga pemasaran; Sekjen Pemuda Tani Indonesia, Raden Sonny Suroyo Junior; serta Anggota DPR RI Dapil II Banten, Annisa M. A. Mahesa, yang menekankan pentingnya peran strategis generasi muda di sektor ini.
Ketua Panitia, Aday, menyebut acara ini sebagai langkah awal membangkitkan kesadaran generasi muda Banten akan pentingnya pertanian. “Kami ingin generasi muda lebih maju dalam pengetahuan dan teknologi, sehingga dapat mendukung ketahanan pangan dari hulu ke hilir,” ujarnya.
Bahtiar menutup acara dengan harapan besar. “Sekolah Tani adalah awal untuk mencetak generasi muda yang kompeten dan inovatif menghadapi tantangan sektor pangan. Dengan kolaborasi dan kerja keras, swasembada pangan bukan lagi impian, tetapi kenyataan,” pungkasnya.
Kegiatan ini diharapkan mampu mencetak generasi muda yang berdaya saing tinggi, siap menjadi katalisator perubahan menuju ketahanan pangan nasional.