CILEGON, SINARINFO – Sebanyak 5.189 guru madrasah honorer di Kota Cilegon mengalami kekecewaan mendalam setelah honor daerah mereka untuk tiga bulan terakhir—November hingga Desember 2024—gagal dicairkan. Kejadian ini terjadi di masa akhir jabatan Wali Kota Helldy Agustian, yang menuai kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk Ketua Perhimpunan Guru Madrasah Honorer Cilegon (PGMH-C), Muhri S.Ag.
Muhri mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemerintah kota yang dinilai gagal menjalankan tanggung jawabnya kepada para guru madrasah. Menurutnya, pencairan honor ini seharusnya menjadi prioritas, mengingat kebutuhan mendesak para tenaga pendidik yang menjadi ujung tombak pendidikan keagamaan di Cilegon.
“Sudah sejak bulan November kami intensif berkomunikasi dengan bagian Kesra, Pak Aya, terkait pencairan honor guru madrasah. Bahkan tadi malam saya hubungi beliau lagi, dan jawaban yang saya dapat sangat mengecewakan. Katanya, anggaran ini tidak bisa dianggarkan ulang karena sudah berbeda alokasinya,” ungkap Muhri dengan nada kecewa.
Menurut Muhri, situasi ini mencerminkan kurangnya kredibilitas dan kapasitas pemerintah kota, khususnya Wali Kota Helldy Agustian, dalam merancang anggaran yang seharusnya sudah diprioritaskan sejak awal. Ia menyebut bahwa honor daerah untuk guru madrasah merupakan kebutuhan yang telah direncanakan jauh sebelumnya, sehingga tidak seharusnya gagal bayar terjadi.
“Ini bukan pertama kali anggaran dirancang. Seharusnya honor guru madrasah menjadi prioritas utama, bukan malah mencari alokasi anggaran untuk hal-hal di luar kebutuhan mendesak ini. Kejadian ini membuat kami mempertanyakan kemampuan Wali Kota dan timnya,” tegas Muhri.
Muhri juga menyoroti defisit anggaran Kota Cilegon yang semakin menambah beban masalah. Ia mengatakan bahwa bagian Kesra sebenarnya sudah berusaha memperingatkan Wali Kota untuk memastikan pencairan honor tersebut, namun tidak membuahkan hasil.
“Jelas ini menunjukkan bahwa Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian, gagal mengakhiri masa jabatannya dengan baik. Ini bukan khusnul khotimah, tapi suhul khotimah. Kami sangat kecewa,” tambah Muhri dengan nada emosional.
Para guru madrasah di Cilegon kini harus menghadapi tahun baru dengan beban berat, tanpa kepastian kapan honor mereka akan dicairkan. Situasi ini menjadi catatan kelam bagi pemerintahan Helldy Agustian yang segera berakhir.
Pemerintah Kota Cilegon hingga saat ini belum memberikan keterangan resmi terkait kegagalan pencairan honor guru madrasah tersebut. (Red).